KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini. Tak lupa shalawat serta salam kepada junjungan kita
Nabi Muhammad yang telah membawa manusia dari jaman kegelapan hingga terang
benderang seperti saat ini.
Tujuan dari pembuatan laporan ini
adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan
dan Koperasi. Laporan ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak, antara lain:
1.
Dosen Pembimbing, Bapak H. Suyadi,
2.
Narasumber, Bapak Rohimin,
3.
Serta teman-teman sekalian yang turut menyelesaikan
laporan ini.
Menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami mohon saran dan kritikan yang membangun. Harapan
kami semoga laporan observasi ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, serta mendorong bagi para pembaca berani dalam
berwirausaha.
Jakarta, 10 Juni 2018
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Pada era modern saat ini seseorang
diharuskan memiliki inovasi dan keterampilan dalam berwirausaha. Hal tersebut
didasari oleh beberapa tantangan-tantangan yang ada seperti persaingan bisnis
yang teraplikasi dalam bentuk penciptaan beragam jenis produk yang telah
menyebabkan banyak produk tidak laku dijual karena kurang diminati oleh
konsumen, selain itu karakter masyarakat juga mempengaruhi seorang wirausaha
untuk terus melakukan pembaharuan terhadap produknya sebab sifat manusia yang
selalu berubah-ubah. Oleh karena itu, seorang wirausaha dituntut untuk mengerti
dan memahami peran dan fungsi kewirausahaan serta memanfaatkan peluang agar
dapat bersaing dipasar.
Seorang wirausaha harus mempelajari
ilmu-ilmu tentang kewirausahaan untuk mengarahkan seseorang bekerja secara
lebih teratur dan sistematis, selain itu seorang wirausaha harus menyadari
perannya yaitu sebagai pemberi solusi sehingga seorang wirausaha harus
menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang.
Adapun menjadi seorang wirausaha
pasti dihadapkan oleh 2 resiko yaitu untung dan rugi. Seorang wirausaha harus
bijak dalam menyikap resiko tersebut, ia harus menganggap bahwa resiko bukan
untuk dihindari melainkan resiko untuk dikelola. Sebab resiko sendiri merupakan
bagian dalam berbisnis yang tak dapat dihindari namun dapat diperkecil,
dialihkan, serta dikontrol.
2.
Tujuan
Laporan
observasi ini bertujuan untuk :
ü Memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan dan
Koperasi
ü Menambah
pengetahuan kepada mahasiswa di bidang kewirausahaan
ü Mengubah
pemikiran mahasiswa bahwa dunia kerja tidak hanya menjadi pegawai tetapi terdapat
bidang lain yaitu sebagai pengusaha
ü Memberi pelajaran untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan
ü Menambah berbagi pengalaman tentang bidang kewirausahaan dari
pengusaha-pengusaha sukses
3.
Waktu dan Pelaksanaan
Kegitan observasi ini dilaksanakan pada tanggal 28 Mei
2018 di Pabrik Bapak Rohimin Jalan SDN Inpers Kel. Kampung Rambutan Kec.
Ciracas No. 65 selaku pemilik pabrik tahu.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Definisi Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah suatu ilmu yang mengkasi tentang
pengembangan dan pembangunan semangat kreativitas serta berani menanggung
resiko terhadap pekerjaan yang dilakukan semi mewujudkan hasil karya tersebut.
Keberanian mengambil resiko sudah menjadi milik seorang wirausahaan karena ia
dituntut untuk berani dan siap jika usaha yang dilakukan tersebut belum memiliki nilai perhatian di
pasar, dan ini harus dilihat sebagai bentuk proses menuju wirausahawan sejati.
Menurut Thomat W. Zimmerer dan Norman M. Scarbrough
“Wirausahawan adalh orang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko
dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber dayayang diperlukan untuk
mendirikannya”. Peter Drucker berkata bahwa wirausaha tidak mencari resiko,
mereka mencari peluang.
2.
Motivasi dan Kewirausahaan
Secara umum memang ada hubungan kuat antara motivasi
dengan kewirausahaan, keran sesuatu yang mendorong seseorang untuk menjadi
wirausahawan yaitu didorong oleh motivasi yang tinggi. Motivasi untuk memulai
usaha dan siap menghadapi resiko adalah gambaran awal menuju wirausahawan. Dan
jika seseorang yang awalnya tidak memiliki mentalitas siap menghadapi resiko,
maka sebaiknya ia memulai dengan resiko yang kecil. Yaitu melihat bisnis-bisnis
yang sederhana dengan tingkat resiko kecil namun memiliki nilai profit. Ketika
semua itu telah ia hadapi secara pelan-pelan maka di waktu yang lain seiring
jumlah finansial yang telah terkumpul maka ada baiknya ia memperbesar resiko
dengan konteks bisnis yang juga lebih
besar kebutuhan dananya. Karena jika kita mengembalikan kepada konsep awal
yaitu semakin besar resiko maka semakin tinggi profit dan semakan rendah resiko
semakin rendah profit.
3.
Spirit Kreativitas bisnis
Bagi seorang wirausahawan sejati membangun usaha bukan
sekedar bertujuan untuk meraih keuntungan finansial semata namun lebih dari
itu. membangun dan mengembangan bisnis adalah sebuah prestasi yang membanggakan
dan itu lebih dari uang. Memang keuntungan adalah salah satu target dari hasil
pekerjaan yang ingin diraih namun kepuasan batin akan sangat terasa pada saat
produk/karya yang dilakukan dinilai dan disukai oleh konsumen.
4.
Inovasi Produk
Penyaringan ide diperlukan dan wajar
jika ada beberapa ide yang ditolak dengan alasan tidak bisa diterapkan. Artinya
konsep inovasi memilih yang terbaik dari berbagai ide tersebut. Sifat selektif
memang diperlukan apalagi jika mengangkut dengan pemilihan bentuk bisnis,
tentunya itu nanti akan diikuti dengan implikasi dari bisnis yang dipilih
tersebut seperti untung dan rugi.
Bisnis-bisnis yang dimiliki
wirausahawan merupakan alat untuk pernyataan dan aktualisasi diri. Mereka
mengetahui bahwa satu-satunya batasan terhadap keberhaislan mereka adalah
segala yang ditentukan oleh kretivitas, antusias, dan visi mereka sendiri.
BAB III
HASIL OBSERVASI
1.
Jenis Usaha
Jenis usaha yang diteliti yaitu usaha Tahu (Tahu putih
dan tahu coklat)
2.
Sejarah Singkat Usaha
Pabrik tahu yang dikelola oleh Bapak
Rohimin telah berdiri sejak tahun 2002 silam, artinya sudah 16 tahun bapak
Rohimin menjalankan bisnis pabrik tahu tersebut bersama sang istri. Rupanya
sebelum bertekad membuka bisnis tahu, Bapak Rohimin telah bekerja sebagai buruh
di pabrik tahu yang berada di daerah Cileungsi. Dengan tekad yang kuat disertai
modal yang sebelumnya telah dikumpulkan dari hasil gaji beliau bekerja serta
keahlian yang telah dimilikinya ia berani memulai usaha tahu tersebut. Awalnya
Bapak Rohimin memulai bisnis ditempat yang kecil dilingkungan kontrakan yang ia
tempati. Hingga saat ini dari hasil bisnisnya, ia telah mepekerjakan 15 orang,
membuka pabrik yang lebih besar, membeli aset pabrik seperti mobil pengiriman,
serta mampu membuat mes (tempat karyawannya tinggal) yang ada dilantai 2
rumahnya.
3.
Visi dan Misi
Visi :
Menciptakan kehidupan perekonomian keluarga serta masyarakat yang lebih baik
Misi:
Ø Meningkatkan
taraf perekonomian keluarga dan masyarakat
Ø Menumbuhkan
jiwa kewirausahaan dan keterampilan dalam berbisnis
Ø Menciptakan
lapangan usaha sendiri
Ø Memenuhi
kebutuhan konsumen
4.
Motivasi
Yang menjadikan motivasi dalam mendirikan usaha Tahu ini
adalah:
1.
Sempitnya lapangan kerja untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari
2.
Melihat peluang usaha tahu dan pangsa pasarnya yang
masih cukup menjanjikan.
3.
Motivasi dari keluarga yaitu sang istri
4.
Keahlian membuat tahu yang tidak diragukan lagi.
5.
Modal
Dalam menajalankan usaha ini Bapak
Rohimin menggunakan modal yang ia miliki berupa:
1.
Keahlian dan keterampilan dalam membuat tahu
2.
Modal uang sebesar Rp. 35.000.000,-
6.
Strategi Pemasaran
a.
Promotion
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Bapak Rohimin pada awal memulai
bisnis adalah strategi pengembangan pasar (market development) yaitu dengan
memperluas pasar dari produk tahu saat yang sudah dipasarkan seperti agen-agen
atau penjual-penjual eceran ke wilayah pemasaran yang baru. Pada awal memulai
bisnis, Bapak Rohimin hanya menjual tahunya sekitar Jakarta. Namun kini,
pesanan tahu Bapak Rohimin meluas hingga luar Jakarta
b.
Price
strategi harga juga dilakukan oleh Bapak Rohimin mengingat banyak pesaing-pesaing
yang dihadapi Bapak Rohimin. Dalam menentukan harga, kualitas produk yang
dihasilkan tidak lupakan. Harga untuk 1 kotak/papan tahu putih berkisar harga
Rp. 23.000 – Rp. 25.000. Sedangkan untuk tahu coklat berkisar Rp. 30.000 – Rp.
35.000.
c.
Place
Pabrik milik
Bapak Rohimin adalah miliknya sendiri, sehingga tidak memerlukan biaya sewa dan
menghemat pengeluaran. Tempatnya pun sangat strategis, yaitu berada di Kel.
Kampung Rambutan Kec. Ciracas.
d.
Product
Tahu yang
diproduksi Pabrik milik Bapak Rohimin dibuat dengan bahan baku kedelai yang
berkualitas. Tahu yang dihasilkan adalah tahu putih dan tahu coklat. Yang
membedakan keduanya ialah hanya proses pembuatannya.
7.
Peluang
Untuk peluang usaha tahu yang
digarap Bapak Rohimin sangat menjanjikan, hal tersebut dapat dibuktikan dengan
bertahannya usaha beliau selama 12 tahun. Apalagi pangsa pasar atau segmen dari
usaha ini termasuk tidak ada batasnya, karena selain di Distribusikan ke
agen-agen atau penjual-penjual eceran, masyarakat sekitar, pabrik tahu Bapak
Rohimin juga melayani pesanan untuk tempat-tempat makan/restoran yang
membutuhkan bahan baku tahu. Selain itu, ampas dari pembuatan tahu dapat
kembali dijual sebagai pakan ternak sehingga pendapatan pun dapat bertambah.
8.
Pelanggan
Pabrik Tahu Bapak Rohimin telah
memiliki pelanggan tetap yang telah bekerja sama bahkan sejak tahun pertama
pabrik tahu beliau dirintis. Sehingga dalam sehari tak kurang dari 5 kwintal-1
ton tahu didistibusikan kepada pelanggan-pelanggan tersebut.
9.
Sumber Daya
Usaha
a.
Man
Manusia merupakan faktor paling
krusial dan sangat penting dalam menjalankan bisnis. Sebab yang mengatur,
mengelola usaha tersebut adalah manusia. Pada mulanya, Bapak Rohimin hanya
dibantu oleh sang istri dalam menjalankan usaha. Semakin lama dan semakin
banyaknya pesanan, beliau menambah jumlah pekerja dipabriknya. Hingga saat ini
tercatat terdapat 15 orang yang telah bekerja padanya.
b.
Money
Uang termasuk faktor penting lain
dalam memulai usaha. Hal ini akan berhubungan dengan berapa
uang yang harus disediakan guna membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang
dibutuhkan dan yang harus dibeli, dan berapa hasil yang akan dicapai dalam
usaha tersebut. Diketahui Bapak Rohimin memulai usaha tersebut dengan
modal Rp. 35.000.000.
c.
Material
Pabrik Bapak
Rohimin tidak membuat sendiri bahan mentah yang dibutuhkan, melainkan membeli
dari pihak-pihak lain. Karena itu, Bapak Rohimin berusaha agar dapat memperoleh
bahan mentah dengan harga yang termurah, dengan menggunakan pengangkutan
yang murah dan aman. Beliau mendapat bahan baku kedelai dari tempat
langganannya yang berada di Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur. Sedangkan bahan
baku lain ialah kayu, beliau dapat dari daerah sekitar Taman Mini Indonesia
Indah di Jakarta timur.
d.
Machine
Mesin mempunyai
peranan penting dalam proses produksi, sebab dengan adanya mesin proses
pembuatan tahu akan semakin mudah dilakukan serta dapat menghasilkan kuantitas
yang lebih besar juga. Bapak Rohimin juga tak pernah lupa untuk melakukan
perawatan dan perbaikan terhadap mesin-mesin yang digunakannya dalam
memproduksi tahu. Selain itu kebersihan mesin juga dilakukan setiap sehabis
memproduksi.
e.
Method
1.
Metode Produksi
Metode yang
dilakukan Pabrik Tahu Bapak Rohimin adalah metode Just in time. Tujuan sistem
produksi Just In Time (JIT) adalah untuk menghindari terjadinya kelebihan
kuantitas/jumlah dalam produksi (overproduction), persediaan yang berlebihan
(excess Inventory) dan juga pemborosan dalam waktu penungguan (waiting).
Maksudnya ialah, pemrosesan/pembuatan tahu akan dilakukan setelah adanya
pesanan dari pelanggan
2.
Metode Pembayaran
Bapak Rohimin
menerapkan Pembayaran Tunai maupun Kredit. Pada saat pembayaran tunai, setelah
pelanggan memesan berapa tahu yang akan dibeli pelanggan tersebut harus
membayar terlebih dahulu baru kemudian tahu tersebut dikirim. Pelanggan juga
dapat melakukan pembayaran kredit, yaitu pembayaran yang dilakukan setelah
pelanggan menerima tahu dari pabrik tahu Bapak Rohimin.
f.
Market
Penguasaan pasar dalam arti
menyebarkan hasil produksi adalah faktor yang cukup menentukan dalam
perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai, kualitas dan harga barang mesti sesuai
dengan selera konsumen serta terjangkau dengan daya beli konsumen.
10.
Pendapatan
Usaha
Pendapatan
usaha Bapak Rohimin tidak tetap tergantung pada banyaknya jumlah pesanan yang
diterima. Jika dalam 1 hari permintaan tahu berkisar 4 kwintal-1 ton. Untuk1 kg
tahu dihargai Rp.7.500 maka pendapatan dapat dihitung sebagai berikut:
Dalam 1 hari: 400 kg x Rp. 7.500 = Rp. 3.000.000
1000 kg x Rp.7.500 = Rp 7.500.000
Artinya pendapatan dalam sehari berkisar Rp. 3000.000
– Rp. 7.500.000, dan perbulan berkisar Rp. 90.000.000 – Rp. 225.000.000.
11.
Alat dan
bahan yang digunakan serta proses pembuatan tahu
v Alat dan
Bahan
Alat:
1. Mesin
giling (dinamo dan diesel)
2. Ember
tlontong
3. Gayung
4. Wajan
5. Irus
6. Saringan
tahu (dari kain nilon)
7. Cetakan
tahu (dari kayu)
8. Kalo/
irig besar
9. Blabak
(dari papan)
10. Gentong/
drum
Bahan :
1. Kedelai
2. Air cuka
3. Minyak
4. Kayu
v Langkah-langkah
dalam Proses Pembuatan Tahu
Berdasarkan
alat dan bahan yang ada, berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan tahu :
1.
Kedelai direndam kurang lebih 2 jam, kedelai
direndam di drum atau ember, kedelai direndam dengan air dingin.
2.
Setelah menggelembung dalam rendaman, kedelai
dicucu bersih sampai kulit lerinya hilang lalu ditiriskan.
3.
Kedelai digiling dengan mesin giling.
4.
Kedelaai digiling ampai menjadi bubur kedelai
yang warnanya putih lembut.
5.
Bubur kedelai direbus dengan air secukupnya
hingga mendidih (sekitar suhu 1800C)
6.
Setelah mendidih kemudian disaring dengan
menggunakan kain nilon.
7.
Saat penyaringan menghasilkan susu kedelai
murni.
8.
Susu kedelai murni tersebut ditambahkan bumbu
berupa air asam/ air cuka.
9.
Kemudian diaduk pelan-pelan sampai timbul bibit
tahu yang bias menggumpal.
10. Setelah
menggumpal diberi air secukupnya sampai jernih kemudian air asam dibuang dan
sari pati diambil dan ditaruh dicetakan yang telah disediakan.
11. Kemudian
setelah dicetak dan ditiriskan sudah menjadi tahu putih sesuai dengan ukuran
yang diinginkan.
12. Bentuk tahu
diiris sesuai pesanan, ada yang bentuk kotak, memanjang, bulat kemudian proses
terahir digoreng dalam wajan dan tungku besar kemudian siap untuk dipasarkan.
Proses
pembuatan tahu ini tidak tersentuh tangan langsung karena dalam pembuatan nya
menggunakan alat-alat yang telah disediakan. Proses pembuatan tahu biasa
dilakukan dari jam setengah dua malam sampai jam lima sore.
12.
Limbah
Hasil Produksi
1.
Ampas Tahu
a. Untuk
bahan pembuatan tempe gembus. Tempe gembus dibuat dari ampas tahu yang dicampur
dengan laru.
b. Untuk
pakan ternak. Ampas tahu dapat digunakan sebagai pakan ternak milik para
pengelola tahu. Hewan ternak tersebut antara lain sapi, kambing, kerbau, bebek,
dll.
2.
Air Limbah Tahu
a. Untuk
biogas. Biogas ini dapat dengan cepat terbuat dengan kotoran sapi dari hewan
ternak milik pengelola pabrik, biogas dibuat dari limbah air tahu yang
ditampung dalam suatu tempat khusus untuk menampung biogas.
b. Untuk
pupuk padi. Digunakan sebagai pupuk padi para penduduk setempat agar tanamannya
menjadi subur.
c. Untuk
minum ternak. Digunakan untuk minum hewan ternak karena banyak mengandung zat
asam yang membuat hewan ternak merasa cepat lapar dan menjadi lahap makan
sehingga hewan ternak dapat tumbuh menjadi gemuk.
13.
Hambatan dan Solusi Usaha
a.
Hambatan Usaha
û Komplain
dari masyarakat terkait bau dan suara mesin.
û Pemasaran
yang sulit pada awal memulai usaha
û Harga bahan
baku yang terus naik.
b.
Solusi dari hambatan usaha
ü Malakukan
pendekatan dan meminta pengertian kepada masyarakat sekitar
ü Memperluas
jaringan atau pangsa pasar dengan melakukan komunikasi terhadap distributor 1
dengan distributor lainnya.
ü Memperkecil
ukuran tahu dengan mematok harga yang sama.
LAMPIRAN
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menjadi seorang wirausahawan seperti Bapak Rohimin tidaklah mudah
dibutuhkan tekad dan keberanian untuk memulainya. Motivasi dalam berbisnis
tidak lain beliau dapatkan dari dukungan istri serta atasan saat dirinya masih
bekerja dulu. Semangat pantang menyerah juga melekat pada dirinya, sebab dalam
berbisnis Bapak Rohimin tidak selalu mendapatkan keuntungan. Beliau pernah
dihadapkan oleh kegagalan dan kerugian. Namun dengan kegigihannya Pabrik tahu
yang ia kelola sudah sampai 16 tahun ini terus berjalan.
Keharusan seorang wirausahawan dalam persaingan bisnis
juga dimiliki oleh Bapak Rohimin. Meskipun banyak pabrik tahu lain yang mulai
ada, beliau tak kalah dalam pasar dan tak pernah ditinggal oleh pelanggan.
Salah satu yang sifat lain yang perlu dicontoh ialah kejujurannya, tak pernah sedikipun
terbesit olehnya menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti formalin atau boraks
hanya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih. Bagi Bapak Rohimin keuntungan
bukanlah segala, sebab dalam berbisnis untung rugi itu hal yang biasa. Beliau
berbinis dengan niat karena Allah SWT. Agar pendapatan yang diterimanya dapat
berguna untuk keluarga serta pegawai yang dipekerjakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar