CERPEN
Cerpen adalah
sebuah karya sastra berbentuk prosa yang mengisahkan cerita singkat mengenai
sepenggal kehidupan pelaku utamanya. Cerpen berbeda dengan drama, yang
membedakan antara cerpen dan drama adalah sebagai berikut :
1.
Drama merupakan dialog antar tokoh, sedangkan
cerpen merupakan uraian cerita.
2.
Drama menyajikan adegan secara langsung, cerpen
hanya berupa penggambaran.
3.
Drama mengandung unsur artistik, cerpen hanya
penggambaran latar belakang.
4.
Drama dapat dipentaskan, sedangkan cerpen dapat
dipentaskan jika sudah diubah menjadi teks drama.
Selain itu yang membedakan cerpen dengan karya sastra
lainnya adalah dengan ciri-ciri yang dimilikinya, antara lain :
1.
Bersifat fiktif,
2.
Kurang dari 10.000 kata,
3.
Memiliki kesan tunggal,
4.
Habis dibaca dalam sekali duduk,
5.
Mengandung konflik, tetapi tidak menimbulkan
perubahan nasib pelaku utamanya,
6.
Hanya mengandung satu alur,
7.
Penokohan diceritakan singkat.
Jalan cerita dalam sebuah cerpen didukung oleh beberapa
unsur. Unsur tersebut merupakan unsur pembantu. Unsur cerpen terdapat 2, yaitu
unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut penjelasan keduanya.
a.
Unsur intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur
pembangun cerita yang berasal dari dalam cerita itu sendiri. Unsur intrinsik
cerpen terdiri atas tema, amanat, alur, latar/setting, tokoh, penokohan, dan
sudut pandang.
1)
Tema, adalah ide yang mendasari suatu cerita
sehingga sering disebut juga titik tolak pengarang dalam memaparkan
karangannya.
2)
Amanat, adalah pesan yang hendak disampai oleh
pengarang kepada pembaca.
3)
Alur, adalah urutan peristiwa yang dilukiskan
pengarang dalam suatu cerita rekaan yang terjalin satu dengan lainnya. Alur
dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
a)
Alur maju, yaitu rangkaian peristiwa yang
urutannya sesuai dengan waktu kejadian, atau ceritanya bergerak kedepan terus.
b)
Alur mundur, yaitu rangkaian peristiwa yang
urutannya tidak sesuai dengan waktu kejadian, atau ceritanya bergerak mundur.
c)
Alur campuran, campuran antara alur maju dan
alur mundur.
Didalam alur terdapat juga
beberapa tahap yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Antara lain:
a)
Eksposisi, yaitu tahap dimunculkannya perkenalan
tokoh, situasi, latar waktu dan sebagainya.
b)
Komplikasi, yaitu tahap dimunculkannya suatu
peristiwa yang berfungsi sebagai penggerak cerita.
c)
Klimaks, yaitu tahap munculnya suatu
permasalahan/ konflik pada tokoh-tokohnya.
d)
Antiklimaks, yaitu tahap dimana suatu konflik
yang sudah berada dipuncak mulai mereda atau dapat teratasi.
e)
Resulosi, yaitu tahap dimana mulai ada
penyelesaian permasalahan terhadap cerita tersebut.
4)
Latar atau setting, adalah tempat, waktu, dan
suasana yang terdapat dalam sebuah cerita. Cerpen yang baik harus menyebutkan
dengan jelas dimana berlangsungnya dan bagaimana suasananya. Hal tersebut
dikarenakan latar harus bersatu dengan tema atau plot yang sudah ditentukan
sebelumnya.
5)
Tokoh, adalah pelaku yang terlibat dalam sebuah
cerita dan mengambil peranan dalam setiap insiden. Tokoh dibedakan menjadi
tiga, yaitu sebagai berikut :
a.
Tokoh Protagonis, yaitu tokoh yang paling
berperan dalam sebuah cerita, biasanya bersifat baik.
b.
Tokoh Antagonis, yaitu tokoh yang menentang
tokoh utama, biasanya bersifat jahat.
c.
Tokoh Komplementer, yaitu tokoh sampingan yang
berperan sebagai pembantu tokoh protagonis maupun tokoh antagonis.
6)
Penokohan, adalah cara pengarang menggambarkan
karakter tokoh-tokoh dalam sebuah cerita. Karakter atau sifat tokoh dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu sifat lahir(rupa, bentuk) dan sifat batin (watak,
karakter). Pengarang dapat menggambarkan karakter tokoh dengan berbagai cara,
diantaranya :
a)
Tindakan, ucapan, dan pikiran tokoh. d)
Kesan tokoh lain terhadap dirinya.
b)
Tempat tokoh tersebut berada e) Deskripsi langsung dari pengarang.
c)
Benda-benda disekitar tokoh.
7)
Sudut Pandang, adalah kedudukan atau posisi
pengarang dalam membawakan suatu cerita. Sudut pandang dibedakan atas 3, yaitu
:
a)
Sudut pandang orang pertama, yaitu pengarang
menggunakan sudut pandang “aku” atau “saya”.
b)
Sudut pandang orang ketiga, yaitu pengarang
menggunakan tokoh “ia” atau “dia”. Pengarang juga bisa menyebut nama tokoh.
c)
Sudut pandang campuran, yaitu pengarang
membaurkan antara pendapat pengarang dan tokoh.
b.
Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur pembangun cerita yang berasal dari luar.
Pada umumnya, unsur ekstrinsik berkaitan dengan keadaan masyarakat saat cerpen
tersebut dibuat. Unsur ekstrinsik berpengaruh terhadap penyajian amanat serta
latar belakang dari cerpen itu sendiri. Berikut unsur-unsur ekstrinsik dalam
sebuah cerpen :
1)
Latar belakang masyarakat, yaitu berupa ideologi
negara, kondisi politik, kondisi sosial, hingga kondisi ekonomi masyarakat.
2)
Latar belakang pengarang, yaitu pemahaman kita
terhadap sejarah hidup dan sejarah hasil karangan pengarang atau penulis
sebelumnya. Latar belakang pengarang meliputi hal-hal berikut.
a)
Biografi, yaitu keadaan subjektivitas individu
pengarang yang memiliki sifat, keyakinan, dan pandangan hidup.
b)
Psikologi, baik psikologi yang mencakup proses
kreatifnya, maupun penerapan prinsip psikologi politik dan sosial.
Keadaan
masyarakat ditempat pengarang pun dapat mempengaruhi karya yang dibuat
pengarang, misalnya ekonomi, politik, dan sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar