Senin, 18 Mei 2015

Unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam cerpen



CERPEN
Cerpen adalah sebuah karya sastra berbentuk prosa yang mengisahkan cerita singkat mengenai sepenggal kehidupan pelaku utamanya. Cerpen berbeda dengan drama, yang membedakan antara cerpen dan drama adalah sebagai berikut :
1.       Drama merupakan dialog antar tokoh, sedangkan cerpen merupakan uraian cerita.
2.       Drama menyajikan adegan secara langsung, cerpen hanya berupa penggambaran.
3.       Drama mengandung unsur artistik, cerpen hanya penggambaran latar belakang.
4.       Drama dapat dipentaskan, sedangkan cerpen dapat dipentaskan jika sudah diubah menjadi teks drama.

Selain itu yang membedakan cerpen dengan karya sastra lainnya adalah dengan ciri-ciri yang dimilikinya, antara lain :
1.       Bersifat fiktif,
2.       Kurang dari 10.000 kata,
3.       Memiliki kesan tunggal,
4.       Habis dibaca dalam sekali duduk,
5.       Mengandung konflik, tetapi tidak menimbulkan perubahan nasib pelaku utamanya,
6.       Hanya mengandung satu alur,
7.       Penokohan diceritakan singkat.

Jalan cerita dalam sebuah cerpen didukung oleh beberapa unsur. Unsur tersebut merupakan unsur pembantu. Unsur cerpen terdapat 2, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut penjelasan keduanya.
a.       Unsur intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur pembangun cerita yang berasal dari dalam cerita itu sendiri. Unsur intrinsik cerpen terdiri atas tema, amanat, alur, latar/setting, tokoh, penokohan, dan sudut pandang.
1)      Tema, adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga sering disebut juga titik tolak pengarang dalam memaparkan karangannya.
2)      Amanat, adalah pesan yang hendak disampai oleh pengarang kepada pembaca.
3)      Alur, adalah urutan peristiwa yang dilukiskan pengarang dalam suatu cerita rekaan yang terjalin satu dengan lainnya. Alur dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
a)      Alur maju, yaitu rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan waktu kejadian, atau ceritanya bergerak kedepan terus.
b)      Alur mundur, yaitu rangkaian peristiwa yang urutannya tidak sesuai dengan waktu kejadian, atau ceritanya bergerak mundur.
c)       Alur campuran, campuran antara alur maju dan alur mundur.
Didalam alur terdapat juga beberapa tahap yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Antara lain:
a)      Eksposisi, yaitu tahap dimunculkannya perkenalan tokoh, situasi, latar waktu dan sebagainya.
b)      Komplikasi, yaitu tahap dimunculkannya suatu peristiwa yang berfungsi sebagai penggerak cerita.
c)       Klimaks, yaitu tahap munculnya suatu permasalahan/ konflik pada tokoh-tokohnya.
d)      Antiklimaks, yaitu tahap dimana suatu konflik yang sudah berada dipuncak mulai mereda atau dapat teratasi.
e)      Resulosi, yaitu tahap dimana mulai ada penyelesaian permasalahan terhadap cerita tersebut.
4)      Latar atau setting, adalah tempat, waktu, dan suasana yang terdapat dalam sebuah cerita. Cerpen yang baik harus menyebutkan dengan jelas dimana berlangsungnya dan bagaimana suasananya. Hal tersebut dikarenakan latar harus bersatu dengan tema atau plot yang sudah ditentukan sebelumnya.
5)      Tokoh, adalah pelaku yang terlibat dalam sebuah cerita dan mengambil peranan dalam setiap insiden. Tokoh dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
a.       Tokoh Protagonis, yaitu tokoh yang paling berperan dalam sebuah cerita, biasanya bersifat baik.
b.      Tokoh Antagonis, yaitu tokoh yang menentang tokoh utama, biasanya bersifat jahat.
c.       Tokoh Komplementer, yaitu tokoh sampingan yang berperan sebagai pembantu tokoh protagonis maupun tokoh antagonis.
6)      Penokohan, adalah cara pengarang menggambarkan karakter tokoh-tokoh dalam sebuah cerita. Karakter atau sifat tokoh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sifat lahir(rupa, bentuk) dan sifat batin (watak, karakter). Pengarang dapat menggambarkan karakter tokoh dengan berbagai cara, diantaranya :
a)      Tindakan, ucapan, dan pikiran tokoh.      d)   Kesan tokoh lain terhadap dirinya.
b)      Tempat tokoh tersebut berada                 e)   Deskripsi langsung dari pengarang.
c)       Benda-benda disekitar tokoh.
7)      Sudut Pandang, adalah kedudukan atau posisi pengarang dalam membawakan suatu cerita. Sudut pandang dibedakan atas 3, yaitu :
a)      Sudut pandang orang pertama, yaitu pengarang menggunakan sudut pandang “aku” atau “saya”.
b)      Sudut pandang orang ketiga, yaitu pengarang menggunakan tokoh “ia” atau “dia”. Pengarang juga bisa menyebut nama tokoh.
c)       Sudut pandang campuran, yaitu pengarang membaurkan antara pendapat pengarang dan tokoh.

b.      Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur pembangun cerita yang berasal dari luar. Pada umumnya, unsur ekstrinsik berkaitan dengan keadaan masyarakat saat cerpen tersebut dibuat. Unsur ekstrinsik berpengaruh terhadap penyajian amanat serta latar belakang dari cerpen itu sendiri. Berikut unsur-unsur ekstrinsik dalam sebuah cerpen :
1)      Latar belakang masyarakat, yaitu berupa ideologi negara, kondisi politik, kondisi sosial, hingga kondisi ekonomi masyarakat.
2)      Latar belakang pengarang, yaitu pemahaman kita terhadap sejarah hidup dan sejarah hasil karangan pengarang atau penulis sebelumnya. Latar belakang pengarang meliputi hal-hal berikut.
a)      Biografi, yaitu keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sifat, keyakinan, dan pandangan hidup.
b)      Psikologi, baik psikologi yang mencakup proses kreatifnya, maupun penerapan prinsip psikologi politik dan sosial.
Keadaan masyarakat ditempat pengarang pun dapat mempengaruhi karya yang dibuat pengarang, misalnya ekonomi, politik, dan sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar